December 27, 2016

White Sin, Realita Dunia Nyata, dan Sebuah Pernyataan Matematika Sederhana (i.e perkalian/pembagian)

Saya bukanlah seorang ahli matematika. Meski begitu, bukan berarti tulisan ini dituliskan tanpa dasar sama sekali. Saya pernah mempelajari beberapa hal terkait perkalian dan pembagian dalam ilmu matematika, (dan saya yakin begitupun dengan Anda). Namun, kaitannya dengan realita dunia nyata adalah murni hasil pemikiran dan pengalaman saya sendiri. So, jika sepanjang tulisan ini terdapat hal – hal yang kurang tepat dan sangat tidak empiris mohon kiranya untuk jangan sungkan – sungkan mengkritisi dan mengkoreksinya.

            Semua ini berawal sejak beberapa tahun yang lalu, ketika saya duduk di bangku SMA. Saya mendapati sebuah pertanyaan yang, entahlah, saya tidak dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk mendeskripsikan pertanyaan ini karena butuh bertahun-tahun bagi saya untuk menemukan jawabannya.

“jika kamu menggunakan cara yang salah untuk menyelamatkan anakmu, apakah itu menjadikanmu seorang ibu yang buruk?”

Pertanyaan ini saya dapati dari sebuah novel berjudul “My Sister’s Keeper”. Untuk yang belum pernah membacanya, saya merekomendasikan sekali untuk membacanya. Membaca ya, bukan menonton, karena novel dan film memiliki jalan cerita yang cukup berbeda. Mungkin saja jika anda membacanya anda akan menemukan kebimbangan jawaban terhadap pertanyaan tsb layaknya diri saya.

Ok, kembali ke inti permasalahan. Hal pertama yang membuat saya bimbang terhadap pertanyaan itu adalah mungkin karena saya seorang wanita. Pada awalnya, saya ingin menjawab ya, itu sangat buruk karena saya merasa sangat sedih dan kasihan sekali terhadap Anna (tokoh utama dalam novel tsb). Bagaimana mungkin seorang ibu tega memperlakukan anaknya sendiri, darah daging sendiri, dengan cara seperti itu? Sungguh diluar nalar saya sebagai sorang siswa SMA kala itu. Namun semakin saya melanjutkan membaca, saya mendapati sisi lain dari diri saya dimana saya juga merasa kasihan dan sangat tidak tega jika berada diposisi sang Ibu; Ibu tersebut mengumpakan dalam sebuah kebakaran besar, salah satu anakmu terjebak, kau ingin sekali berlari kedalam untuk menyelamatkannya, namun itu tidak mungkin karena celah api hanya bisa dimasuki oleh anak – anak, bukan orang dewasa. Apakah kau hanya berdiam diri dan membiarkan satu anakmu menjadi korban didalam sana sementara kau tau bahwa anakmu yang lainnya bisa saja berlari kedalam dan menyelamatkannya? Berhenti di poin tersebut dan saya menarik kembali semua justifikasi saya terhadap perilaku sang ibu.

Bertahun – tahun saya tidak dapat melupakan pertanyaan itu, selalu teringat dan penasaran akan jawabannya. Iya juga ya? Bagaimana jika, pada suatu momen yang tidak pernah disangka – sangka, diri ini dihadapi dengan posisi sulit semacam itu? Bagaimana jika suatu saat nanti, ada hal – hal yang sebenarnya berujung pada kebaikan namun tidak ada hal baik yang dapat mengantarkannya kesana? Hanya ada jalan yang salah, jalan yang buruk, jalan yang tidak/kurang tepat untuk mencapainya. Apakah itu akan dihitung sebagai sebuah kesalahan/keburukan? Meskipun pada akhirnya nanti adalah sebuah kebaikan yang dituju, tidak lain dan tidak bukan, hanya demi kebaikan semata. Apakah tetap tidak diperkenankan?

Saya berhenti dititik itu karena saya tidak tahu bagaimana harus menjawabnya. Saya hanya  terus memikirkannya tentang apa jawaban terbaik dari pertanyaan itu (sebenarnya saya cukup kesal dengan penulisnya, kenapa dirinya menaruh pertanyaan semacam itu tepat di cover depan novel tsb, membuat pembaca, atau saya lebih tepatnya, terus terngiang – ngiang dan penasaran saja).

Sampai akhirnya menjelang ujian nasional try out dan semacamnya. Saya sering kali terjebak dengan jalan cerita soal yg disajikan meskipun secara logika sudah benar. Jadi, pada waktu itu salah satu guru saya mengajarkan untuk memenggal soal dan mengghubungkannya dengan pernyataaan positif, negatif. Jika dua penyataan yang disajikan di soal berbeda, maka jawaban yang diminta pastilah negatif. Namun sebaliknya, jika kedua pernyataan sejenis, maka jawaban yang diminta pastilah pernyataan positif. Sebenarnya saya sudah lupa dengan metode ini karena ini sudah bertahun – tahun yang lalu lamanya. Namun dengan metode itu, hasil try out saya berhasil meningkat. Mungkin jika saat ini saya dihadapkan dengan contoh dan tipe soal yang sama, sedikit banyak saya masih bisa menerapkannya, but I forget and can’t found one. So just skip this. Pada titik ini saya masih belum terpikirkan kaitan antara pertanyaan pada novel My Sister’s Keeper dengan persamaan matematika sederhana (i.e perkalian/pembagian positif negatif). Sampai kembali pada suatu hari, dalam sebuah pelajaran matematika di SMA. Kala itu kami mempelajari bab logika; premis jika, maka, jika dan hanya jika dsb. Pada waktu itu guru kami bukanlah guru biasa, how to say this, I mean, beliau tidak suka dengan soal – soal biasa yang ada dibuku. Beliau senang sekali berekperimen dengan soal – soal yang menantang. Jadi, pada bab logika kali ini, kami diberi soal tentang pemecahan masalah kasus persidangan di sebuah pengadilan, dan ya, kami harus dapat menyelesaikannya dan menemukan kebenaran dengan menggunakan rumus – rumus logika matematika. Alibi korban, pelaku, saksi, dan pernyataan – pernyataan lainnya. Semua harus diselesaikan dengan logika matematika. Seru? Tentu saja, sangat menantang, karena ini kaitannya dengan hidup mati kami (re:nilai), tetapi, bukan itu yang menjadi sorotan utama saya. Kata – kata beliau-lah yang pada akhirnya berhasil membangunkan cara berpikir kami semua, termasuk saya.

jika semua permasalahan di dunia ini dikaitkan dengan rumus matematika, tidak mustahil sesungguhnya untuk menemukan sebuah kebenaran. Matematika kehidupan; perhitungan tidak hanya dilakukan untuk menjawab soal – soal yang ada dibuku tetapi untuk menjawab juga persoalan – persoalan yang muncul dalam kehidupan di dunia nyata”
And I just got speechless at that time.

Sampai dititik itupun saya masih biasa saja atau belum terpikirkan apa – apa lebih tepatnya. Sampai akhirnya disuatu masa ketika saya sudah lulus SMA, saya teringat kembali dengan pernyataan itu, pertanyaan yg sempat menghatui saya selama beberapa waktu ketika saya di SMA. Pertanyaan yang bersal dari cover novel My Sister’s Keeper. Lagi – lagi, pada waktu itu saya masih hanya sebatas teringat dan terpikir saja; sudah selama ini saya masih belum juga mendapatkan jawabannya. How’s it My God? Sampai pada akhirnya saya teringat kembali dengan dua kejadian ketika saya SMA. Kejadian yg saya sudah sebutkan diatas. Kejadian tentang menyelesaikan persoalan dengan rumus matematika. Persoalan yang tidak hanya muncul di buku soal saja, tetapi juga di dunia nyata. Dan saya pun mencoba mengaplikasikannya pada pertanyaan tsb. Begini kira – kira perhitungannya.

Jika kamu menggunakan cara yang salah (-)
Untuk menyelamatkan anakmu (+)

Apakah itu menjadikanmu sorang ibu yang buruk?
Jawab: + (x) - = - (negative)

Jika saya mengerjakannya menggunakan rumus perkalian matematika, jawaban yang didaat adalah negative. Maka, jika boleh saya menginterpretasikannya kedalam pernyataan tersebut, apakah cara itu menjadikanmu seorang ibu yang buruk atau tidak. Maka jawabannya ya, benar. Dengan berat hati akan saya katakana bahwa cara yang salah tersebut, menjadikan sesuatu yang tidak baik/negatif lainnya. Atau dengan kata lain, tidak ada hal baik yang didapatkan dengan cara yang tidak baik, sama halnya dengan sebuah pernyataan matematika sederhana dalam perkalian dan/atau pembagian; sampai kapanpun, tidak akan pernah didapatkan bilangan positif jika kedua bilangan yang disatukan mengandung unsur yang berbeda (i.e postif dan negatif). Sebuah bilangan positif hanya akan bisa muncul jika keduanya sejenis.

Sebagian Anda mungkin akan berpendapat bahwa kenapa memilih perkalian/pembagian, kenapa tidak add, plus, minus? Why? ya, saya pun sempat terpikirkan hal semacam itu, tetapi bukankah pernyataan add, plus, minus adalah sebuah kalimat matematika yang sangat sederhana. I mean, those are the things that we first learnt dan hasilnya pun akan mutlak. Ambil contoh, sebuah gelas yg berisi air kotor, jika terus-menerus disikan air jernih, maka lama kelamaan air dalam gelas tsb akan jernih dengan sendirinya. Sebuah bilangan/kejadian positif dalam jumlah besar akan meniadakan negative. Pun sebaliknya sebuah bilangan/kejadian negatif jika terus menerus ditambahkan negative akan menjadi semakin negative? See what I mean? Plus and minus is just the matter of linier thing. Berbeda dengan perkalian/pembagian yang menunjukan cara, how things work. Ingat dengan pelajaran peluang/probabilitas/kemungkinan? Cara yang digunakan dalam memperhitungkan sebuah peluang adalah dengan mengalikan berapa banyak kejadian yang terjadi dengan harapan munculnya sebuah kejadian (frekuansi harapan, ruang sample, dsb2 itu, I’m not really good at math, teman – teman yang berasal dari Department of Science mungkin akan lebih bisa menjelaskannya secara tepat) but, seperti itulah kurang lebihnya, alasan kenapa saya pada akhirnya memilih perkalian dan pembagian sebagai basis penulisan konten tidak ilmiah didalam blog saya ini. Karena perkalian/pembagian menunjukan cara how things work. *cmiiw

Kemudian, kurang lengkap rasanya jika saya hanya mendasarinya berdasarkan rumus matematika sederhana hasil pemikiran saya yang belum tentu jelas kebenaran dan keterkaitanya dengan pernyataan yang sudah saya bahas sepanjang ini. Maka, saya pun akan mencoba memambahkan bahasannya melalui kacamata kepercayaan yang saya anut selama ini.

Saya bukanlah ahli agama, saya masih jauh dari kata sempurna dan tentu saja masih butuh banyak belajar lagi. Tapi setidaknya jika mengaitkannya dengan pertanyaan di cover novel My Sister’s Keeper, saya terpikirkan dengan beberapa ilmu yang pernah diajarkan guru – guru serta pembimbing saya.

Pertama, bahwa dalam kepercayaan yang saya anut, dikatakan bahwa sesungguhnya setiap insan akan dimintai pertanggung jawaban terhadap semua hal yang dilakukan, sebesar debu-pun takkan terlewatkan. Maka, berlandaskan pernyataan tsb saya mengambil kesimpulan bahwa terlepas dari apapun akhirnya, jika itu keburukan, tetaplah keburukan dan patut untuk dipertanggung jawabkan. Karena it’s not only about the result, but also the process. Pastikan prosenya baik agar hasil akhirnya pun semakin baik.

Kedua, saya pernah membaca sebuah kisah tentang pengobatan zaman dahulu. Namun, dalam kisah tsb diceritakan bahwa pd waktu itu hanya ad acara yang tidak halal untuk mengobatinya. Maka, turunlah sabda bahwa sesungguhnya semua penyakit ada obatnya, namun Tuhan tidak akan pernah meletakkan kesembuhan/obat pada cara yang tidak baik (haram). Kurang lebih seperti itulah inti dari kisah tersebut. Dan darisitu saya semakin yakin bahwa sesungguhnya, Tuhan-pun tidak menghendaki jika demi sebuah kebaikkan harus ada cara – cara yang tidak baik yang harus ditempuh atau dilalui. Sebuah kebaikkan pada hakikatnya harusnya dicapai dan diraih dengan cara – cara yang baik pula. Jika cara mendapatkanya tidak baik, saya ragu untuk tetap bisa menyebutnya sebagai sebuah kebaikkan setelah rumus matematika bekerja dan kepercayaan yang saya anut memiliki juga sabdanya. Bagaimana dengan Anda? Masihkan percaya dan yakin dengan adanya “Dosa Putih”? white sin? You know, dalam ilmu psikologi (yang membahas tentan kejujuran/kebohongan) terdapat sebuah istilah yang diebut dengan white lies? Terminologis White sin kurang lebih sama dengan White lies itu sendiri.

Sebagai kata – kata penutup, saya mengutip sebuah pernyataan dari film yang saya lupa judulnya apa, tapi kurang lebih seperti inilah bunyinya “You know what really sucks about doing something you know you’re not right for? You do it anyway!

Pada akhirnya, setelah melaui perjalan tahunan yang cukup panjang, saya dapat menjawab perntanyaan yang tertera di cover depan novel My Sister’s Keeper. The answer is, according to me, yes, it ain’t good Miss. Jika itu tidak baik, seharusnya, janganlah dipaksakan, karena saya percaya, Tuhan hanya akan meberikan apa yang kita butuhkan, sesuatu yang terbaik menurut-Nya, bukan apa yang kita inginkan. Sesuatu yang menurut manusia baik, belum tentu baik menurut-Nya Cause God works in a really amazing way that none ever expect.

I think that’s all from me.
A note for an-end-year-self-reflection
See yaa, and Gnight!

Jakarta
11:11PM - 27/12/16


PS: tambahan tentang landasan kepercayaan dan keagamaan adalah murni juga berdasarkan ajaran didalam kepercayaan yang saya anut. Untuk teman – teman yang memiliki keprcayaan yang berbeda bisa mengaitkannya dengan kepercayaan masing – masing dan/atau bahkan menghilangkan argument saya tsb. Main argument of this paper is actually on the mathematical formula with the real life situations and conditions.

November 27, 2016

Bahagia itu

Bahagia itu.....sederhana,

- sesederhana menonaktifkan perangkat komunikasi di akhir pekan
- sesederhana menikmati hujan tanpa memikirkan tumpukan pekerjaan
- sesederhana menghirup aroma coklat panas atau kopi susu yang baru saja disajikan

dan lagi
sesederhana menikmati kebersamaan bersama orang - orang tercinta, menghabiskan waktu, tanpa tau akan ada apa di akhrinya nanti.

Yang jelas, saat ini kita sedang bersama. Hanya kita, dan aku sangat mencitainya.


"....and most of all, I love the small thing that a simple life brings."

-Rain, Hot Chocolate, You




*you in plural
** orang2 tercinta

April 16, 2016

Pelajaran Berharga

Hari ini banyak sekali pelajaran pelajran berharga yg saya dapatkan, dan rasanya sungguh sayang jika hanya dilewatkan begitu saja seorang diri. Belum lagi, jika hanya didengar ada kemungkinan juga saya untuk lupa. Oleh karena itu, agar ilmu ini bisa menjadi bermanfaat ke lebih banyak lagi khalayak dan juga untuk menghindari hilangnya ilmu pengetahuan ini seiring berjalannya waktu, maka sayapun memutuskan untuk menuljskannya disi, mengabadikannya.

Ilmu pertama yang saya dapatkan adalah tentang cara hidup yang menurut saya sungguh sangat luar biasa. Disitu dikatakan bahwa, if you're trying to please human, some people will menjauh darimu and at the end you just get one person. But if your trying to please God, God will mendekatkan orang orang lainnya kepadamu, untukmu.

Kedua adalah tentang profesi, yang mana sebenarnya ini bukanlah profesi, melainkan pengabdian. Darinnya kita bisa menjadi sebaik baik manusia cause, "The best amongs you are those who bring greatest benefit to many others" (Prophet Mohammad. SAW), which are dokter and teacher.

Dan dari profesi teraebut, ternyata terdapat satu ilmu lagi yang sangat berharga, dimana ternyata ketika menjalankannya, kita tidak boleh meminta tarif, menetapkan harga sebagai imbalan bayaran.
1. Ketika ada orang yg datang untuk berguru padamu
2. Ketika ada odang yg datang untuk meminta pendapat dan atau nasihatmu
3. Ketika ada orang yg datang kepadamau karena sakit dan ingin berobat

Terkesan klise mungkin. Tapi kembali lagi ke pernyataan pertama dan kedua, kita hidup di dunia ini dengan tujuan beribadah, to please no one but Him, to share joyfull and happiness. Ketika kita hidup untuk memberikan sebanyak banyak kebermanfaat and sharing what He have given, Belive it or not, He will give more than everything to you. Tidak melulu dalam bentuk materi yg seperti selama ini menjadi tolok ukur keberhasilan, kebahagian, and kesuksesan seseorang, melainkan dalam bentung ketenangan, kebhagiaan, and kedamaiaan hati. Entah darinsisi keluarga yg selalu ada disisi, sehat, aman, bahagia, dan sejahtera. Atau dalam bentuk bentuk lainnya yang terkadang, manusia sering kali tidak dapat melihatnya dan mengerti keseluran maknanya.

So, What do you live for?

March 12, 2016

Surat Terbuka dan Permintaan Maaf - should be my 7th ODOP entry

Teruntuk: Bang Syaiha selaku pendiri Komunitas One Day One Post (ODOP) beserta seluruh member ODOP Batch 2 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu namanya

Sungguh sebuah kesempatan besar bisa bergabung didalam komunitas ini, sebuah pengalaman berharga yang tidak akan pernah saya lupakan. Namun, karena berbagai hal yang terjadi disekitar saya belakang ini, saya mohon maaf untuk tidak bisa melanjutkan bergabung didalam komunitas ini lagi. Bukan saya tidak mau, namun saya sadar, banyak kesalahan yang telah saya perbuat dan tidak selayaknya saya tetap bertahan dan bergabung di komunitas ini. Meskipun sebenarnya saya ingin sekali, namun tidak etis rasanya jika saya hanya terus – terusan menjadi silent reader, penikmat karya teman – teman sekalian, dan pengagum beberapa tulisan tanpa pernah sekalipun saya berkontribusi  didalam kewajiban menulis / memposting setidaknya satu buah tulisan di blog setiap hariya. Tidak hanya itu, saya pun tidak melakukan kewajiban saya untuk blog-walking ke blog teman – teman lainnya serta berkomentar, sedikit memeberikan saran, masukkan, kritikan, dan sebagainya demi pembelajaran bersama. Tidak, saya tidak melakukan itu semua. Mohon maaf yang sebesar besarnya atas pelanggaran yang sudah lebih dari satu minggu ini saya lakukan.  Ditambah lagi, saya pun tidak pernah sekalipun muncul di grup social media. Selama ini saya hanya menjadi silent reader, dimana setiap malam menjelang tidur saya mengamati diskusi yang sangat seru dan ramai dari kawan – kawan sekalian, sungguh menyenangkan melihat antusiasme dari kawan – kawan calon penulis hebat dimasa depan. Banyak ilmu yang saya dapatkan, tapi lagi – lagi, kembali ke preaturan awal dimana saya tidak dapat menjalakan kewajiban saya dan berkomitmen terhadap peraturan yang telah disepakati diawal perekrutan anggota ODOP 2 ini. Saya benar – benar meminta maaf sekali lagi kepada Bang Syaiha dan kawan – kawan sekalian.

Dimasa depan, ketika segalanya sudah lebih memungkinkan, Insha Allah saya ingin bergabung kembali dengan komunitas yang sangat luar biasa ini. Semoga Bang Syaiha selaku founder ODOP ini tidak kelelahan dan menyerah lantas berhenti mengadakan grup pelatihan kepenulisan semacam ini.

PS: Terimakasih untuk semua yang telah berkunjung dan mengikuti blog saya. Mohon maaf karena belum semua komen saya balas dan belum semua akun saya follow back. In time ketika saya ada waktu luang, akan saya balas dan saya ikuti kesemua – muanya. Mengasyikkan sekali bisa membaca karya – karya kalian. Sangat menginspirasi. Jangan sungkan – sungkan untuk meninggalkan jejak dan memberitahukan akun kalian kepada saya yaa. Sebuah kesenangan dan kehormatan bagi saya untuk bisa membaca dan mengenal kalian semua.

With Love
Indah Maryati

Line/twitter/ig: ndahfield

March 08, 2016

ODOP Day 6 - One Big Mistakes

salah satu kesalahan terbesar yang saya lakukan akhir - akhir ini adalah melakukan banyak hal?
tidak, apakah itu sebuah kesalahan?
entahlah.

tetapi satu hal yang pasti,
satu hal yang akan pasti menjadi sebuah kesalahan besar,
adalah ketika aku tidak dapat berkomitmen 100% terhadap pilihan yang sudah kubuat sendiri
tidak dapat memenuhi 100% amanah yang sudah diembankan padahal sebelumnya kamu sudah mengiyakan?

tetapi, ketika aku tetap berusaha semaksimal mungkin?
meskipun pada akhirnya masih terdapat kepincangan disana sini?
apakah itu tetap dihitung sebagai sebuah kesalahan? besar?

ODOP Day 5 – Lelah?

Bagaimana jika aku, lelah dengan semua ini?
Because some people are not loyal to you, they are loyal to their need of you. Once their need changes, so does their loyalty.
But then remember “The best among you are those who bring greatest benefits to many others.” –Nabi Muhammad SAW.
So?

The choice is all yours.


PS:

It is nothing more than just my contemplation towards every single event happened towards me recently. Trust me. It is all about humanities, could one certain aspect of humanities, could be many other possibilities. Don’t have to worry me that much. Thanks for those who already been questioning me about this post –some pieces’ part of this post that I posted on twitter. This is actually the complete version of that status. J

March 03, 2016

Post Day 4 - Rain Lover

Hari ini karena tugas Alhamdulillah gak terlalu banyak, gue akan mencoba utk menulis sesuatu yg meurut gue berati sesuatu banget buat gue. HUJAN

Ya, entah kenapa gue suka banget sama yg namanya hujan
Orang - oranb mungkin gak akan percaya atau malah heran
Kakak sendiri aja meragukan and bilang "iya kalo gak kehujanan, gak kebasahan, and gak kehujanan suka, coba sebaliknya"
Gak cuma kakak, bahkan orang2 diluar sana pun mungkin juga akan mengatakan, halah, kalau suka hujan kenapa kamu pakai payung. Fake

Oke disini gue akan menjawab pertanyaan2 tersebut
Pertama dan hal yang paling gue suka dr hujan adalah aroma ketika turun hujan. Saking sukanya dengan aroma hujan, aku bahkan bisa memprediksi apakah saat itu akan turun hujan atau tidak.
Kedua tengang memakai payung? Sungguh jujur sejak pertama gue suka sama ujan, gue selalu berpikir i gue tidak masalah jika  hujan harus turun sestiap hari dan win sebagai konsekuensi gak pake payungun gak apa asal ssorang manusia memn

Udah ngantuk.
Lanjut besok yaa
Jakarta. 3316. 23:23

Hutang ODOP 3 - Jangan Menunda Nak

Hari ini seharusnya saya memposting tulisan hari ke-4 ODOP tetapi saya berhutang (tidak menulis) di hari ke-3 kemarin. Bang syaiha dan kawan2 mohon maaf yaa.

Sebetulnya drafting di kepala kemarin sudah jelas akan menulis apa dimana dan jam berapa. Tetapi apa dikata, saya melewatkannya. So, hari ini mungkin saya akan membahasa agar supaya teman2 jangan melakukan hal yg sama seperti saya.

Kemarin saya membatalkan 1 agenda demi agenda lain, tp nyatanya agenda lain yg sudah saya prioritaskan tersebut hmm, sudah anggap saja tidak jadi terlaksana karena suatu hal. So jadilah saya nugas sajalah, berhubung kelas kemarin berakhir hanya sampai siang. Sampai dirumah Alhamdulillah beban beban terasa agak ringanan. Rencananya pasca makan sholat bersih and istirahat, saya akan memposting tulisan ODOP di hari ke-3 ini, tapi rencana hanyalah tinggal rencana,  buka laptop, iseng sebentar berselancar kesana kemari, walhasil ketiduran. Oh My God. Dan bangun2 sudah pk 00.59

Sebetulnya wajar sih ketiduran sebab sudah 2 hari belakangan ini nugas and tidur lewat tengah malam. Tp hal yg sangat paling saya sayangkan and sangat saya ingin tekankan disini adalah, dear please everyone: JANGAN TUNDA, don't procrastinate cause you'd never know what your future or few times forward would be like. DISAAT LO PUNYA WAKTU YAUDAH KERJAIN, MANFAATIN, GA USAH NANTI2. Terutama buat diri gue sendiri. Terakhir, gue mau menutip tulisan gue yg telat ini denhan quotes "SOMETIMES LATER BECOMES NEVER" just be careful guys.

Jakarta. 3316. 22:13

March 01, 2016

One Day One Post Day 2

Hari ini gak seburu buru kemarin. Sebenernya hari ini saya bingung hendak menulis apa untuk postingan ODOP day 2 ini karena tadi ketika saya bertanya di grup dikatakan gak ada ketentuannya. Untuk minggu pertama cukup tuliskan apa saja setelah postingan pertama tentang alasan mengapa ikut ODOP ini. Ok well. I might not write a very long paragraph today since there are millions things in front of me that need, require, and demmand me to soon finish them. Udah 10 kalimat belum ya? Semoga sudah.

Sbenernya ada beberapa pertanyaan yg saya ingin ajukan kepada bang syaiha selaku pendiri kegitan ODOP ini, apa gak apa ya bang tulisannya macam diary gini? Hmm. Kemudian terkait blog walking ke sesama anggota ODOP dan meninggalkan komentar. Itu, ketika hari pertama saya telat 3 detik. Jd 00.03 saya baru kunjungan and comment ke blog anggota lain. Is it okay? I'm really sorry since my free time only menjelang midnight seperti ini. Huhu. Dan karena alasan itu pulalah saya jadi tidak aktif di grup sama sekali. Karena everytime I check my cellphone the message already ribuan. Senang melihat kawan diluar sana sangat antusias dan bersemangat untuk aktif dan meluangkan waktu untuk berdiskusi bersama. Semoga saya yg meskipun hanya menjadi silent reader tetap bisa istiqomah, belajar, and berkontribusi juga kedepannya.

Night all.
Jakarta, 10316, 22:33

February 29, 2016

The After a Very Long Time Ago

Tulisan pertama setelah terakhir kali saya meninggalkan jejak di blog ini, September 2015, which was awal semester 5 kemarin. Dan sekarang februari 2016. Pekan ke-3 semester 6. Bismillah. Ya Allah

Kenapa saya tiba2 aktif menulis lagi di blog, huehe, terpaksa. So, semoga tulisan saya belum terhitung telat. 23.41

Yes. Jadi mulai hari ini 29 Februari 2016 (tahun kabisat) saya mengikuti sebuah program yg bernama One Day One Post. Yha tau lah ya bisa mnegartikan sendiri dari namanya (buru2 nih, wkwk)

Kenapa ikut kegitan semacam ini? Hmm. Biar lebih produktif lagi, halah klise, no but seriously, even kalo gak dipaksa kayak gini yakin saya gak akan nyentuh sama ini yg namanya blog. Meskipun sebenernya udah kangen banget and gemesh banget pengen nulis and ngeluarin uneg2. But You Know. Ini ajaa pertugasan sgunung di depan mata di delay dulu demi menunaikan kewajiban. :") Alhamdulillah. Semoga bermanfaat deh. Selain itu, uhm, iya ini jujur semester ini saya kebetulan mengambil mata kuliah penulisan kreatif. Yhaa, siapa tau saja, dengan semakin banyak berlatih disini semakin dipermudah and dilancarkan pembelajarannya baik di luar and didalam kelas. Terakhir, mengingat kembali tujuan awal pembuatan blog ini (diawal banget setelah blog ini sempat di bumi hanguskan, itu di saat saat gue masi normal kek nya, aduh entah tahun berapa, yg sangat bijaksana itu, yaitu lah pokonya intinya) ingin membuat tulisan tulisan yg bermanfaat yg mampu mentrigger and evoke the readers emotion. Nah makanyya itu. Gimana caranya mencapai itu kalau utk meluangkan waktu buat nulis ajaaa syulitnya bukan main. So let's start it all over again from now on? Here and now? Ok.

Bimbing, ajarkan, tegur, and kritisi saya ya kawan.
Night.

And selamat nugas kembali.
Jakarta, 29 Fenruari 2015. 23.51